Penulis J,Saraan Ketua DPC PWRI kota Subulussalam.
Sepertinya menyikapi terkait masalah banjir di Daerah Aliran Sungai, (DAS) kota Subulussalam sudah menjadi “Dilema” artinya hal ini jadi langganan tahunan, banjir setiap tahun pasti terjadi dan menjadi polemik ditengah masyarakat DAS, juga masyarakat lainnya,para elit juga membahas tentang BANJIR, namun belum ada kajian ilmiah bagaimana solusi untuk mengatasinya,yang muncul.
Setiap tahun peristiwa banjir ini selalu hadir, baik itu banjir kiriman dari A,Tenggara,hal ini membuat para pakar daerah ini berkomentar kepada Pemerintah, ada yang memberi kritikan pedas,..ada juga mencaci keinerja Pemerintah, ada juga yang mengatakan pembuat kebijakan “apatis” tak mau tau tentang solusi banjir ini, apa lagi barisan oposisi sering berbicara, berbagai argumen lah namun semua hal itu tidak mengubah situasi, namun banjir tetap berjalan setiap tahunnya sepertinya sudah menjadi langganan,yang tak bisa ditunda.
Sebenarnya yang sangat perlu adalah begaimana mencari “SOLUSI” dalam mengatasi banjir DAS,..apakah sepanjang sungai harus di bangun TALUD atau dilakukan pengerukan di sungai soraya?..bagaimana untuk menormalisasi sungai tersebut??
Kajian ini sangat dibutuhkan, begitu banyak para ahli, di daerah ini, ada yang Sarjana Tehnik, ada Engenering..yang bertugas dikota Subulussalam, akan tetapi semua diam, sepertinya tak mau memberi masukan kepada Pemerintah, sebagai sebuah Solusi dalam mengatasi banjir, disepanjang DAS.
Setiap tahun hal ini tetap datang setiap musim hujan hadir, pasti banjir ini menyapa DAS, seolah berkata selamat kami datang kembali, menyapa masyarakat.
Beberapa tahun yang lalu, apa lagi sebelum Pemko Subulussalam lahir, hal ini pernah dibahas di Kabupaten A,Singkil, dimasa pemerintahan Bupati H,Makmur Syahputra SH,MM.. salah satu solusi adalah pembangunan “Kanal” di Laemate.
Kajian ini sudah menjadi pembahasan pada saat itu, secara teknis dibangun pake pintu, buka tutup sehingga dapat mengurangi besarnya debit air,..kearah Singkil, akan tetapi bahasan ini tinggal dalam bahasan belaka, namun pembangunan Kanal lae mate hanya dalam angan angan.
Menurut pengamat terkait hal ini dikota Subulussalam, kajian ilmiah terkait mencari solusi untuk mengatasi Banjir di sepanjang DAS adalah kewajiban bagi yang terdampak langsung akibat banjir ini, seperti Pemko Subulussalam bekerja sama dengan kabupaten A,Singkil,juga dengan Kabupaten A,Selatan, jika ketiga kabupaten ini telah sepakat mencari Solusi banjir ini, pasti tercapai, dan banjir bandang yang akhir akhir ini di Ladang Rimba, kabupaten A,Selatan, tidak akan terjadi, jadi perlunya kajian ini adalah demi keselamatan ribuan masyarakat di tiga Kabupaten ini,.. kata pengamat kepada media ini, sehingga dituntut agar SOLUSI mengatasi banjir harus dibahas secara Teknis***